I would smile if I find happiness and I would be happy if there is my friends. Thank you all
Jumat, 11 Februari 2011
Hujan Ikan-Hujan Katak Sejarah atau Lengenda?
Hujan Aneh Sepanjang Sejarah
Pada 1578, tikus kuning besar berjatuhan dari langit di atas Bergen, Norwegia.
Pada Januari 1877, prestisius ilmuwan Amerika mencatat adanya hujan ular yang ukurannya mencapai 20 inci di Memphis, Tennessee.
Pada Februari 1877, serpihan benda berwarna kuning berjatuhan di Penchloch, Jerman. Benda tersebut dilaporkan memiliki ukuran tebal, beraroma dan melesat seperti anak panah, bijih kopi serta bulatan cakram.
Pada Desember 1974, hujan telur rebus terjadi selama beberapa hari pada sebuah sekolah dasar di Berkshire, Inggris.
Pada 1969, hujan darah dan daging terjadi di sebagian besar wilayah Brasil.
Pada 1989, boneka kayu dengan kepala terbakar atau terpotong jatuh dari langit di atas kota Las Pilas, Cantabria.
Pada 2007, hujan anak katak terjadi di Alicante, Spanyol dan hujan laba-laba turun di Cerro San Bernardo, Salta, Argentina. Seorang pembaca Epoch Times telah mengambil foto dari peristiwa tersebut.
Pada 31 Juli 2008, hujan darah (laporan yang telah ditetapkan berdasarkan analisa laboratorium) di kota Choco, Kolumbia.
Hujan Ikan di Australia
Sebuah laporan Northern Territory News telah memberikan bukti bahwa makanan yang jatuh dari langit lebih dari sekedar legenda. Dilaporkan bahwa pada 25 dan 26 Februari, hujan ikan terjadi di Lajamanu, Australia, 200 mil dari pantai.
Ikan tersebut yang diyakini sebagai jenis ikan kecil putih bernama Spangled Perch, yang umumnya terdapat di Australia bagian utara. Menurut Balmer, ikan itu masih hidup ketika berjatuhan.
Beberapa penduduk dari Lajamanu, Maningrida dan Hermannsburg telah mengungkapkan pengalaman mereka tentang hujan ikan tersebut kepada Northern Trreitory News. Salah satu dari mereka mengatakan, ketika ia masih kanak-kanak, sejumlah temannya pergi memancing di sebuah oval (lapangan sepak bola Australia) saat terjadi hujan ikan.
Penduduk desa Yoro, Honduras, telah terbiasa mempersiapkan wadah seperti ember dan baskom untuk menadah hujan ikan yang turun dari langit setiap tahun antara bulan Mei dan Juli.
Meskipun tidak ada kasus lain sebagai siklus dan terjadi berulang-ulang seperti di Yoro, hujan hewan air, amfibi dan lainnya yang lebih aneh telah terjadi di wilayah lain.
Ilmuwan AS, Charles Fort (1874-1932) selama bertahun-tahun mempelajari terjadinya hujan aneh. Ia mengumpulkan sekitar 60.000 kliping dari surat kabar, majalah serta sumber lain tentang sejumlah kejadian luar biasa. Sepanjang karirnya, Fort berhasil mencatat berbagai fenomena hujan seperti hujan koin, ular, perangko China kuno, darah, katak, serangga, kapas, minyak dan zat cair.
Staf senior Biro Meteorologi Australia, Ashley Patterson seperti dikutip Northern Territory News, mencoba menjelaskan terjadinya hujan ikan di Australia. Teorinya tidak jauh berbeda dari sejumlah ilmuwan yang meyakini bahwa ikan kemungkinan disedot ke awan oleh twister, waterspout atau tornado, yang dibawa oleh awan, kemudian jatuh seperti hujan.
“Kencangnya gulungan angin ke udara, [ikan dan air dapat ditarik] hingga 60.000 atau 70.000 kaki,” ujar Petterson. “Atau [hal itu] kemungkinan terjadi akibat tornado pada perairan---namun kami belum memiliki laporan,”
Akan tetapi, sebagian besar kasus, teori ini nampaknya tidak menjelaskan mengapa hanya hewan atau benda tertentu yang jatuh dari langit. Mengapa arus angin mampu mengangkat benda seperti katak dari sebuah danau tanpa menyertakan air, lumpur, ganggang maupun spesies lain dari ekosistem yang sama?
Penjelasan tersebut menjadi kurang masuk akal ketika seperti dalam kasus hujan ikan di Australia, di dekat area itu tidak ditemukan danau, laut maupun sungai dan tidak pula terjadi badai maupun tornado yang tercatat pada saat atau selama beberapa hari sebelumnya.
Sebagian juga mencoba menjelaskan sebagai hujan buatan manusia dari sebuah pesawat tanpa sepengetahuan siapapun.
Dalam banyak kasus, orang-orang cenderung menghubungkan fenomena tersebut akibat eksperimen makhluk asing atau dimensi persimpangan, di mana kejadian itu tiba-tiba muncul maupun lenyap dari langit. Dalam beberapa kasus, fenomena ini telah di sangakal.
Hingga kini, hujan material itu sudah tidak diragukan lagi, karena peristiwa ini telah tercatat dalam sejumlah dokumen seperti Alkitab serta dalam tulisan-tulisan Mesir kuno.
Crop Circle
Kalau Crop Circle itu mengherankan kamu karena cara pembuatannya, mestinya kita juga heran dengan pembuatan Candi Borobudur yang memiliki geometri segi-empat sempurna, kan ? Coba saja pikirkan apakah waktu pembuatan Borobudur itu sudah ada alat ukur Theodolite ? GPS belom ada, Sattelit belum juga ada namun geometri Borobudur benar-benar sempurna !.
Berbagai design crops dijumpai didunia ini.
Setelah rancangan dibuat dalam kertas layaknya membuat rumah, maka barulah dibuat sesuai ukuran yang ada dalam kenyataan.
Setelah seluruh design diberi patok-patok, maka kita dapat merubuhkan tanaman padi dengan cara menekan menggunakan plat.
Nah kalau memang geometri itu saja sudah mampu membuat terheran-heran dengan crops , mestinya orang lainpun akan lebih heran lagi melihat Borobudur beserta candi-candi di sana, kan ? Bayangkan ukuran Borobudur dibawah ini.
View Larger Map
Bagaimana dengan Crops di Sleman itu ?
Sangat mungkin Crops di Sleman itu buatan manusia juga. Cara-cara pembuatannya menjadi tidak mustahil dengan pengetahuan geometri yang sudah kita kenali saat ini. Namun pembuatnya tentunya cukup cerdik dalam mengimbang ambingkan pikiran serta minat kita untuk melihatnya.
Dikumpulkan dari berbagai sumber.
Awali dengan rancangan (denah atau peta)
Setiap bangunan selalu dibuat dengan sebuah design rancangan. Rancangan ini dibuat dengan metode grafis dimana rancangan crops ini akan menjadi seperti peta. Mirip kalau membuat rancangan rumah. Semua dibuat dengan skala.Berbagai design crops dijumpai didunia ini.
Setelah rancangan dibuat dalam kertas layaknya membuat rumah, maka barulah dibuat sesuai ukuran yang ada dalam kenyataan.
Bagaimana membuat lingkarannya ?
Tentunya kita harus mencari lokasi yang cukup luas supaya terlihat bagus. Juga daerah ini sedang ada tanaman yang cukup besar untuk dipatahkan. Bisa saja berupa sawah yang sedang menguning, maupun kebon tebu. Namun kalau kebon tebu perlu trantor membuatnya. Banyak cara dalam membuat lingkaran ini. Namun cara termudah tentunya dengan dua orang yang satu menjadi pusat lingkaran dan lainnya berjalan memutar.Setelah seluruh design diberi patok-patok, maka kita dapat merubuhkan tanaman padi dengan cara menekan menggunakan plat.
Nah kalau memang geometri itu saja sudah mampu membuat terheran-heran dengan crops , mestinya orang lainpun akan lebih heran lagi melihat Borobudur beserta candi-candi di sana, kan ? Bayangkan ukuran Borobudur dibawah ini.
View Larger Map
Bagaimana dengan Crops di Sleman itu ?
Sangat mungkin Crops di Sleman itu buatan manusia juga. Cara-cara pembuatannya menjadi tidak mustahil dengan pengetahuan geometri yang sudah kita kenali saat ini. Namun pembuatnya tentunya cukup cerdik dalam mengimbang ambingkan pikiran serta minat kita untuk melihatnya.
“Kalau gitu wajib ditonton Pakdhe ?”
“Ya tentusaja wajib ditonton. Ayo ke Jogja !!!. Namun setelah itu jangan lupa menengok Borobudur, ya ! Walaupun harus melewati jalan memutar kalau saja jalan raya Jogja Magelang terputus karena terjangan lahar hujan atau lahar dingin Merapi “.
“Kalau begitu sebaiknya kawan-kawan ISI – Istitut Seni Indonesia bia membuatnya lebih banyak supaya Jogja semakin laris manis, dan tetap istimewa !
Kasihan yang punya sawah ?
Tunggu dulu …. Lumayan looh, dapat keuntungan menjadi UFO Tourism. Pada tahun 1996, sebuah crop circle muncul di dekat Stonehenge, Inggris. Petani pemiliknya meminta orang membayar untuk melihat, dan dia berhasil mengumpulkan sekitar $ 47.000 (450 Juta rupiah) dalam empat minggu. Nilai aktual dari tanamannya sendiri hanya $235 (kurang dari 2.5 juta rupiah).Dikumpulkan dari berbagai sumber.
Langganan:
Postingan (Atom)